Tanaman Yang Berkhasiat

1. Tomat

Penelitian di Italia menunjukkan bahwa mengkonsumsi tomat mentah minimal satu buah per hari akan mengurangi resiko terhadap berbagai kanker. Cabe dan stroberi bisa menjadi penggantinya kalau anda tidak menyukai tomat. Penelitian Universitas Harvard terhadap 48000 orang pada tahun 1995 menunjukkan, orang yang memakan sepuluh kali hidangan yang mengandung tomat per minggu akan turun resikonya terkena kanker prostat sampai hampir separuhnya. Vitamin C, E dan selenium yang banyak terdapat dalam buah-buahan, sayuran, kecambah, serta biji-bijian juga merupakan antioksidan yang dapat menetralkan radikal bebas.

2. Bawang Putih

Bawang putih dapat menguatkan daya tahan tubuh dan merangsang pertumbuhan sel darah putih untuk melawan penyakit, memicu aktivitas sel pembunuh bakteri dan virus, dan meningkatkan produksi antibodi. Bawang putih juga berperan sebagai anti oksidan yang mengurangi pertumbuhan radikal bebas dalam aliran darah, menghilangkan unsur karsinogen dan racun lainnya, mengurangi resiko terkena kanker perut sebesar 40%, baik bagi jantung untuk memastikan trombosit tidak melekat yang menyebabkan pembuluh darah halus tersumbat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa memakan seiris bawang putih tiap hari dapat mengurangi kadar kolesterol sebesar 9%. selain bawang putih, sayuran seperti bawang merah dan bawang daun bisa dikonsumsi sebagai penggantinya.

3. Anggur

Anggur mengandung komponen yang disebut resveratrol yang menghalangi pertumbuhan tumor. Anggur juga mengandung asam elagik yang mencegah sekresi enzim buruk pemicu kanker. Selain anggur, apel, stroberi maupun raspberi juga menandun resveratrol.

4. Jeruk

Semua jenis jeruk mengandung zat yang disebut limonen yang mampu memecah unsur karsinogen dan merangsang sel imun pembunuh kanker.

5. Kedelai

Kedelai mengandung sejumlah besar anti karsinogen, terutama isoflavones. Isoflavones dan genistein mampu melindungi diri dari kanker. Genistein adalah anti estrogen yang mengurangi resiko terkena kanker hormonal seperti kanker payudara. Kedelai juga merupakan sumber protein yang paling baik.

6. Articok

Articok mengandung banyak asam folat. Hasil penelitian mengungkapkan resiko kanker usus besar lebih tinggi pada mereka yang kekurangan asam folat. Selain bisa dimakan, articok pun bisa digunakan untuk kulit dengan cara langsung dilulurkan pada kulit. Silymarin, komponen dalam articok, mampu menahan radiasi ultraviolet.

7. Teh Hijau

Teh hijau mengandung polyphenols yaitu anti oksidan yang mampu mencegah kanker. Penelitian Institut Kanker Nasional di Tokyo memperlihatkan catechin (komponen utama tanin teh hijau) mampu mengerem laju pertumbuhan kanker.

8. Brokoli dan Kubis

Brokoli dan kubis mengandung bahan pencegah kanker, khususnya mampu mengurangi resiko terkena kanker empedu. Sayuran ini mengandung sejumlah besar brassanin dan sulforaphane yang mampu merangsang pengeluaran enzim yang mengurangi karsinogen dan membuangnya dari tubuh.

9. Cabe

Bahan pedas dalam cabe, capsaicin dapat melawan karsinogen berbahaya dan mencegah mengumpulnya nitrit dan amina. Semakin pedas cabe itu, kandungan capsaicinnya lebih banyak.

10. Sambiloto

Dari dulu tanaman ini sudah menjadi sumber obat2an bagi nenek moyang kita. Daun ini telah diteliti diberbagai institusi penelitian terkemuka dan diduga kandungan zat aktif andrografolidnya mampu menyembuhkan kanker dan berbagai jenis infeksi.

11. Meniran

Daun yang satu ini juga banyak dijumpai disekitar kita. Penelitian yang dilakukan di Universitas airlangga oleh Dr. Suprapto Ma’at telah membuktikan bahwa daun meniran memiliki efek yang sangat baik guna menguatkan sistem imun. Dari percobaan lanjutan yang dilakukan, diketahui bahwa daun meniran dapat mempercepat kesembuhan penderita infeksi saluran napas atas dan bawah.

12. Cokelat

Cokelat sudah lama dikenal sebagai cemilan manis yang sering dinikmati oleh berbagai kalangan tanpa mengenal batas usia. Selain memiliki kandungan flavonoid yang cukup beraneka dan bermanfaat bagi kesehatan, cokelat juga dapat menstimulasi hormon cinta seperti feniletilamin. Hal ini dapat disimpulkan bahwa jika cokelat dapat membantu proses produksi hormon cinta, cokelat juga akan mampu meningkatkan aktivitas sistem imun, mengingat hormon cinta memiliki korelasi positif dengan sistem imun.

13. Virgin Coconut Oil dan Zaitun

Kedua jenis minyak ini memiliki kandungan asam lemak tidak jenuh yang tinggi (Dokoheksanoat dan Eikopentanoat) serta sejenis zat aktif, yaitu asam laurat. Kedua kandungan utama tersebut memiliki kemampuan untuk mengoptimalkan sistem imun.

14. Temulawak dan Jahe

Temulawak (curcuma) dan jahe (zingiber), kandungannya mirip dan di dominasi oleh minyak atsiri serta flavonoid. Kedua kandungan tersebut adalah anti radang yang baik. Karena aktivitasnya itulah temulawak dan jahe sering disebut sebagai imunomodulator atau pengatur sistem imun.

15. Nanas

Buah yang rasanya manis dan menyegarkan satu ini tentulah sudah sangat akrab bagi kita. Sering kita mendengar bahwa wanita yang hamil muda tidak baik memakan nanas karena bisa menyebabkan keguguran. Namun, ternyata mitos itu keliru. Kandungan nanas justru sangat baik bagi semua lapisan usia, termasuk ibu-ibu hamil. Zat aktif utama yang terdapat dalam daging buah nanas adalah bromelin. Zat ini dapat berfungsi sebagai anti radang dan dapat pula meredam aktivias sistem imun yang berlebihan. Termasuk didalamnya mencegah asam urat.

16. Daun Jambu Batu

Selama ini, pohon jambu batu sudah dimanfaatkan sebagai sumber obat bahan alam. Daunnya sering digunakan sebagai obat diare dan buahnya terutama bagian dagingnya yang berwarna merah, dijadikan jus untuk mengurangi dampak penyakit demam berdarah.

17. Buah Pare

Sudah menjadi semacam kepercayaan jika sesuatu yang pahit itu biasanya berpotensi sebagai obat. Ternyata, asumsi itu tidak sepenuhnya salah. Kina, brokoli, sambiloto, dan juga pare yang sangat pahit memang berpotensi sebagai obat. Rasa pahit itu mungkin dibentuk oleh kandungan flavonoidnya. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Farmasi UGM  menunjukkan bahwa ekstrak buah pare sangat efektif meredam replikasi virus hepatitis B dan C. Bahkan tingkat penghambatannya  mencapai lebih dari 50%.

18. Tempe

Sebagai makanan tradisional yang sudah sangat merakyat, hampir tak satu orang pun  di Indonesia yang tidak mengenalnya.  Tempe dibuat dari kacang kedelai yang difermentasi. Kandungannya baik sekali, terdiri atas zat aktif antibiotik (anti mikroba) hasil produksi kapan jamurnya, vitamin (alfa tokoferol), dan zat aktif anti kanker dari gugus flvonoid, serta senyawa yang menyerupai hormon estrogen. Dengan demikian, mengonsumsi tempe sebenarnya sama dengan mengonsumsi sejumlah produk suplemen.